Minggu, 12 Desember 2010
Yopie saiba, manokwari papua barat KOMUNITAS VEGETASI Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi, biasanya suatu kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni. Kumpulan berbagai jenis organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas komunitas tumbuhan (vegetasi), komunitas hewan dan komunitas jasad renik. Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat dan saling bergantung. Ilmu untuk menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi. Di dalam komunitas percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap spesies menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara mereka. Kelompok ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan individu-individu dari satu macam spesies. Oosting memberikan definisi, komunitas adalah kumpulan organisme hidup yang saling berhubungan baik antara mereka maupun lingkungan. Dari batasan yang ada, komunitas mempunyai beberapa kekhususan yaitu: 1. Komunitas biotik sebagai campuran hewan dan tumbuhan dalam jumlah besar di suatu habitat, merupakan bagian terbesar dari ekosistem dan dicirikan adanya hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik. 2. Karena dalam habitat utama biasanya kondisi lingkungan tidak besar variasinya maka tumbuhan yang ada menunjukkan kesenangan/perilaku yang khas sesuai dengan kondisi lingkungan itu. Dengan demikian vegetasi merupakan percerminan iklim dan secara umum keadaaan iklim menampakkan pola vegetasi yang sama. Konsep ini berkembang menjadi konsep indikator. 3. Komunitas sebagai satu kesatuan sering terlihat batasnya, tetapi batas itu kadang-kadang tidak jelas. Habitat yang diatasnya tumbuh vegetasi/kehidupan yang khas, atau suatu komunitas yang dapat mengkarakteristkkan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi habitat utama yang seragam, disebut biotope. Contoh: a. hamparan lumpur, pantai pasir, lautan, ditentukan oleh sifat fisik. b. padang alang-alang, hutan tusam, ditentukan oleh unsur organismenya. 4. Setiap psesies dalam komunitas memerlukan kondisi tertentu/toleransi tertentu terhadap habitat baik kondisi fisik, kimia maupun biologi. Perubahan kondisi fisik yang spesies didalamnya masih toleran disebut amplitudo ekologi. 5. Selalu ada koeksistensi (kooperasi). Karena kelompok-kelompok spesies dalam komunitas itu tidak berdiri sendiri-sendiri maka mereka harus dapat hidup bersama dengan saling mengatur. Di dalam hidup bersama itu interaksi di dalam spesies bisa bersifat searah atau dua arah. Contoh: Tumbuhan yang hidup di lapisan atas tidak dapat hidup tanpa ada tumbuhan yang ada dibawahnya, atau sebaliknya sehingga terjadi saling mengatur. Di dalam hidup bersamaam terjadi bermacam-macam interaksi seperti: - Mutualisme : Hidup bersama saling menguntungkan - Eksploitasi : Suatu spesies hidup atas jerih payah spesies lain - Parasit : Menempel pada tanaman lain dan merugikan - Komensalisme : Menempel pada tanaman lain, tidak merugikan - Kompetisi : Persaingan antara dua atau lebih makhluk hidup 6. Adanya dominasi spesies Di dalam komunitas hanya ada dua atau tiga jenis spesies yang dijumpai dalam keadaan melimpah. Spesies yang demikian disebut spesies dominan. 7. Di dalam komunitas selalu terjadi suksesi atau perubahan meskipun secara lambat. Komposisi Komunitas Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun biotik di suatu habitat berlainan maka perubahan di suatu habitat cenderung mengakibatkan perubahan komposisi komunitas. Rentetan komunitas yang memperlihatkan pergantian gradual dalam suatu komposisi disebut continuum. Terdapat dua pandangan komposisi komunitas yang berlawanan: 1. Pandangan organisme 2. Pandangan individualisme Pandangan organisme dikembangkan oleh Clements (1916). Menurut pandangan ini komunitas dianggap sebagai “Organisme super” yang merupakan stadium tertinggi per-kembangan organisasi organisme yang dari sel ke jaringan, organ, spesies, populasi dan komunitas. Komunitas dianggap organisme super karena tumbuhm beraturan dan di bawah keadaan tertentu dapat melakukan reproduksi dan secara fungsional memperlihatkan tingkatan yang lebih tinggi daripada vegetasi/binatang atau individu yang membentuknya. Sedangkan pandangan individualistik dikembangkan oleh H.A. Gleason (1926) yang disokong oleh Whittaker (1951, 1952, 1956), Curtis (1958) dan Mc Intosh (1959). Pandangan ini pendekatannya menekankan bahwa komunitas tidak perlu mencapai suatu komposisi yang seharusnya atau dalam keadaan stabil. Disini spesies merupakan bagian unit essensial karena hanya spesies dan bukannya komunitas yang dipengaruhi dalam antar hubungan dan distribusi. Spesies langsung tanggap terhadap kondisi lingkungan secara independen, tidak menghadapinya bersama-sama. Dalam pendekatan ini komposisi komunitas dianggap variabel yang kontinyu. Ekoton (Ecotona) Suatu ekoton adalah suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan antara dua komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas. Daerah transisi antara komunitas rumput dan hutan atau daerah peralihan antara dua komunitas besar seperti komunitas akuatik dan komunitas terestrial merupakan contoh ekoton. Jadi ekoton merupakan pagar komunitas (batas komunitas). Seperti diketahui biasanya berubah secara perlahan-lahan atau secara gradient. Komunitas dapat berubah secara tiba-tiba sebagai akibat lingkungan yang tiba-tiba terputus atau karena interaksi tanaman terutama kompetisi. Pada keadaan yang pertama (tiba-tiba terputus) ekoton merupakan daerah peralihan yang merupakan campuran dari dua tipe komunitas yang bersebelahan. Pada keadaan yang kedua (kompetisi) ekoton dapat dikenal jelas. Komunitas ekoton umumnya mempunyai banyak organisme dari dua komunitas yang saling bertautan dan yang memperlihatkan ciri-ciri yang khas dan batas yang jelas antara ekoton dan tetangganya (disampingnya) dengan demikian ekoton berisikan spesies yang lebih banyak dan kepadatan populasi yang sering lebih daripada komunitas disampingnya. Kecenderungan meingkatnya variasi dan kepadatan pada komunitas peralihan dikenal sebagai efek pinggir/tepi (edge effect). Organisme yang paling banyak atau paling lama dalam zone peralihan disebut jenis pinggir (edge spesies). Stratifikasi Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya. Padang rumput mempunyai 3 strata: 1. Lapisan perakaran dan rhisoma 2. Lapisan atas tanah 3. Lapisan rumput (herba) Hutan stratanya lebih kompleks: 1. Strata di bawah tanah 2. Lahan hutan 3. Permukaan tanah sampai 2 meter (herba) 4. Semak (2-5 meter) 5. Lahan pohon/lapisan atas (top story) 5-15 meter, tergantung hutannya ada yang 25-30 meter, 40-50 meter, sequoia sampai 100 meter. Gambar 4. Stratifikasi tumbuhan Klas Bentuk Pertumbuhan (Life Form) Dan Spektrum Biologi Iklim menentukan vegetasi di suatu wilayah, beberapa spesies dalam komunitas dapat dikelompokkan kedalam beberapa bentuk pertumbuhan berdasarkan kenampakan umum pertumbuhannya. Bentuk suatu vegetasi merupakan ekspresi dan indikator iklim. Ide ini dipelopori oleh Raunkiaer (1934). Ia menganggap bahwa di bawah kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan yang mengendalikan bentuk pertumbuhan dan mendorong terhadap suhu yang ekstrim dan kekeringan. Raunkiaer memberikan tiga pedoman untuk menyatakan karakteristik bentuk pertumbuhan: 1. Karakter itu harus struktural dan esensial dan harus memberikan adaptasi morfologi yang penting. 2. Karakter itu harus cukup jelas dan sudah dilihat di alam. 3. Semua bentuk pertumbuhan yang digunakan harus menggunakan kriteria dengan sistem yang sama dan secara statistik dapat untuk membandingkan komunitas satu dengan komunitas yang lain. Gambar 5. Bentuk pertumbuhan (Life form) 1. Phanerophytes 4. Cryptophytes 2. Chamaephytes 5. Therophytes 3. Hemicryptophytes 1. Phanerophytes Termasuk golongan ini ditandai dengan terdapatnya tunas di ranting atau cabang dan ini biasanya berkayu (pohon dan semak) juga liana, epifit dan juga rumput tahun. Menurut tingginya Phanerophytes dikelompokkan menjadi: a. Megaphanerophytes lebih dari 30 meter b. Mesophanerophytes 8 sampai 30 meter c. Microphanerophytes 2 sampai 8 meter d. Nanophanerophytes 25 cm sampai 2 meter Kecuali itu ditambah lagi apakah tunas (kuncup) terlindung atau telanjang dan apakah tanaman selalu hijau atau kadang-kadang menggugurkan daunnya. 2. Chamaephytes Tunas atau pucuk batang terletak di batang dan menjalar di atas tanah, tinggi tanaman tidak lebih dari 25 cm, tetapi tunas selalu di atas tanah. Untuk melindungi dari kondisi yang tidak menguntungkan tunas terletak di bawah daun-daun yang mati di tempat-tempat yang bersalju. Ada beberapa macam Chamaephytes: a. Subfructicosa chamaephytes : tunas terlindung oleh bahan-bahan mati. b. Passive chamaephytes : batang menjalar di atas tanah. c. Active chamaephytes : kuncup di atas tanah. d. Cushion chamaephytes : transisi Chamaephytes dan Hemicryptophytes. 3. Hemicryptophytes Tumbuhan ini hidup di permukaan tanah, rumput-rumput, begitu pula tunas dan batang terlindung oleh tanah dan bahan-bahan mati. 4. Cryptophytes Tunas dan batang di permukaan tanah, bahan cadangan makanan di bawah tanah dengan katagori sebagai berikut: a. Geophytes : rhizoma, semua tumbuhan dengan bulbus, tuber. b. Helophytes : tumbuhan yang hidup di tanah yang jenuh air. c. Hydrophytes : tumbuhan air. 5. Therophytes Meliputi tumbuhan semusim dan organ reproduksinya berupa biji, keabadiannya terbesar lewat embrio dalam biji. Klasifikasi Braun-Blanquetes Braun-Blanquetes (1951) mengadakan modifikasi atas klasifikasi yang diadakan oleh Raukiaer, yang kemudian menghasilkan klasifikasi sebagai berikut: 1. Phytoplankton (tumbuhan melayang) dibedakan: a. Aeroplankton (melayang di udara) b. Hydroplankton (melayang di air) c. Cryoplankton (melayang di es dan salju) 2. Phytoedaphon (mikro flora tanah) dibedakan: a. Aerophytobionts (aerobic) b. Anaerophytobionts (anaerobic) 3. Endophytes dibedakan: a. Endoxylophytes (parasit tumbuhan) b. Endoxythophytes (algae, fungsi dan lichenes) c. Endozoophytes (patogen dalam hewan dan manusia) 4. Therophytes dibedakan: a. Thallotherophytes b. Bryotherophytes c. Pteridotherophytes d. Entherophytes 5. Hydrophytes (kecuali plankton) 6. Geophytes 7. Hemicryptophytes 8. Chamaephytes 9. Phanerophytes 10. Epiphyta arborisola (Tree epiphytes) Spektrum biologi atau spektrum fitoklimatik Sistem Raunkiaer secara umum mendasarkan pada cara dan posisi organ reproduksi untuk mempertahankan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan. Dengan demikian karakter vegetasi adalah struktural, esensial dan adaptial. Kemudian diinginkan dasar yang lebih sederhana untuk perbandingan secara statistik. Dengan sederhana atas persentase bentuk kehidupan (pertumbuhan) vegetasi aetiap areal yang merupakan komunitas vegetasi inilah yang disebut spektrum biologi. Karena setiap klas-klas bentuk kehidupan sangat berhubungan dengan lingkungannya maka spektrum biologi merupakan petunjuk langsung (indikator) lingkungan. Raunkiaer membuat suatu spektrum normal yang didasarkan atas sampling dari keadaan flora dunia di seribu tempat (keadaan). Spektrum normal melengkapi suatu dasar kehadiran persentase setiap klas dalam flora, yang akan ditetapkan spektrum normal adalah: Phanerophytes : 46% Chamaephytes : 9% Hemicryptophytes : 26% Cryptophytes : 6% Therophytes : 13% Kemudian spektrum biologi dikerjakan dan dibandingkan dengan spektrum Raunkiaer ini. Di hutan hujan tropik persentase phanerophytes di tempat-tempat yang berbeda berkisar antara 0-74%. Persentase yang lebih besar ini menyebabkan keadaan iklim yang phanerophytic. Persentase Therophytes lebih dari 40% menyebabkan iklim yang ekstrim dingin. Persentase yang tinggi Hemicryptophytes (lahan rumput) geophytes (Cryptophytes) iklim mediteran dan dalam hutan musim dengan daun lebar. Tetapi karena banyaknya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan vegetasi yang kadang-kadang kondisi iklim tidak dicerminkan oleh vegetasi maka kesimpulan-kesimpulannya sering salah. Antara lain seperti jumlah Therophytes yang besar di daerah Phanerophytes yang dominan, juga aktivitas yang lain sangat cepat mengubah spektrum biologi. Untuk lebih mencapai ketepatannya maka harus dilengkapi dengan pengaruh luas daun, ukuran daun merupakan petunjuk yang sangat erat hubungannya dengan kondisi iklim, pengelompokkan tersebut ialah: 1. Leptophyl 25 mm2 2. Nanophyl 25 - 225 mm2 (9 x 25) 3. Microphyl 225 - 2025 mm2 (92 x 25) 4. Mesophyl 2025 - 18.225 mm2 (93 x 25) 5. Macrophyl 18.225 - 164.025 mm2 (94 x 25) 6. Megaphyl lebih dari 164.025 mm2 Dinamika Komunitas (Evolusi Komunitas) Evolusi yang terjadi pada komunitas tumbuhan di suatu tanah yang tadinya kosong (bero) terjadi dalam waktu yang lama dengan tahap-tahap yang harus dilalui. Tahap-tahap ini sukar dinyatakan karena secara faktual proses evolusi itu kontinyu. Tetapi bagaimanapun tahap ini harus dinyatakan dan sebagai dasarnya ialah karakteristik vegetasi. Pada umumnya evolusi komunitas vegetasi melalui beberapa tingkatan dan proses sebagai berikut: 1. Nudasi: yaitu terjadinya awal suksesi yang waktu itu habitat karena sesuatu hal (erosi, deposit, glacial, glassier, perubahan iklim, aktivitas biotik) menjadi tidak berpenghuni (kosong). 2. Migrasi: disini meliput
Kamis, 09 Desember 2010
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar. Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan. malang 9 desember 2010 Yopie siaba
Aku terus bertanya kenapa cinta sedemikian kejam Musik dan sinetron tak henti menghamburkan cerita duka dan adegan tragis tentang cinta Kenapa kebahagiaan itu tak kunjung datang Bukankah cinta yang akan membawa damai dan bahagia Mungkin aku terlahir pada masa yang tidak tepat dimana cinta tidak lebih dari sebuah dongeng indah pengantar tidur Dan ketika aku terbangun esok hari cerita pilu tentang cinta kembali terulang Betapa cinta yang "katanya" indah tak bisa aku temukan By yopie saiba Cinta tak selamanya menuntut Qta untuk memililkinya, adakalanya cinta itu Jangan ucapkan cinta jika kmu ga'ingin di lukai o/cinta. Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya. Bedakan nafsu dgn cinta krn tanpa Qta sadari Qtat'tipu o/hal itu. Qtadi ciptakan TUHAN saling b'pasangan jadi jgn risau jika kmu dikhianati o/cinta.Cinta tak sekedar kta2 yg bisa lupa kpn saja. Yopie saiba
Selasa, 07 Desember 2010
Kamis, 02 Desember 2010
Langganan:
Postingan (Atom)